Tuesday, April 1, 2014

Sejarah Kitab Injil menurut Islam




Sejarah Kitab Injil
Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT. "Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebenarnya, yaitu Taurot. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurot, dan sebagai petunjuk serta pengejaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. 5/ Al-Maidah: 46)

Kata Injil semula berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti kabar gembira. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi Injil. Makna dari kabar gembira yang dimaksud adalah karena Nabi Isa as. menggembirakan para umatnya dengan berita akan kedatangan Muhammad saw sebagai utusan Allah SWT yang terakhir untuk seluruh alam. Nabi Isa as. mengajarkan Injil kepada para pengikutnya hanya selama tiga tahun. Tepatnya sejak usia 30 sampai usia 33 tahun. Lalu is diangkat/diselamatkan oleh Allah SWT dari pengejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya.

Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas orang muridnya yang dalam
Islam dikenal dengan sebutan Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa yang sangat setia). Mereka ialah:
1) Andreas
2) Simon Petrus
3) Barnabas
4) Matius
5) Yahya bin Zabdi
6) Ya'kub bin Zabdi
7) Thadeus
8) Yahuda
9) Bartholomeus
10) Pilipus
11) Ya'kub bin Alpius
12) Yahuda Iskariot

Isi yang terkandung dalam Injil ini berbeda dengan kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurot mengajarkan tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah SWT), dan Kitab Zabur mengajarkan puji-pujian (zikir dan doa) kepada Allah SWT, sedangkan Injil mengajarkan tentang pembersihanjiwa-raga dari kekotoran (nafsu duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk hidup zuhud, yakni pola hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi.

Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Injil merupakan kitab dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi umat Kristen berpendapat lain. Menurut mereka, Injil adalah kisah atau laporan yang disusun oleh para pengikut Isa Almasih tentang kehidupan Isa Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi agar mereka beragama secara benar.

Penting untuk kita ketahui, bahwa Injil yang beredar sekarang ini berbeda dengan aslinya. Kalau begitu dari manakah Injil yang ada saat ini? Tidak lain karya orang-orang Yahudi yang ditulis beberapa waktu lamanya setelah Nabi Isa as. wafat. Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Synodes (muktamar gereja-gereja) di Nicaea, yaitu suatu tempat di Asia Kecil, dekat Konstantinopel pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus, diputuskan hanya empat injil yang sah.

1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak Alpius, seorang Yahudi yang mula-mula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.

2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus adalah nama gelar, sedangkan namanya sendiri adalah Yohana atau Yahya. Semula ia seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen di tangan Petrus. Riwayat lain mengatakan bahwa penulis Injil Markus adalah guru markus, ialah Petrus.

Markus adalah kemenakan dari Barnabas, yang juga penulis Injil. Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah) mengabarkan Injil ke Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia meninggal dunia karena dibunuh oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.

Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak mengakui ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk Nasrani di daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir, dan Habsy. Itulah sebabnya Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak Maryam bukanlah Tuhan, melainkan nabi dan rosul sebagaimana nabi-nabi dan rosul-rosul Tuhan yang lain.

3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang tukang gambar. Ia murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik Yahya maupun Paulus bukanlah murid Yesus.

4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil Yahya ditulis pada tahun 100 M dan Kitab wahyunya tahun 96 M oleh seorang ketua Gereja bernama Yahya atau John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan karya Yahya bin Zabid — Murid Yesus, sebab ia terbunuh pada tahun 70 M.

Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil Yahya dikarang oleh seorang mahasiswa dari perguruan Iskandariyah pada abad kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana ajaran tersebut mula-mula datang dari mazab Iskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M semasa Kaisar Constantinus.
Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan tentang ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap dan jelas diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs. Humaidi Tatapangarsa (terbitan Bina Ilmu, Surabaya).

Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu atas desakan dari orang-orang disekitarnya.

Seorang penulis Masehi dari Libanon, jerjis Zuwen mengatakan: "Sesungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di waktu mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak lain adalah seorang manusia dan dia tidak ada sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun 96 berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka mengharapkan agar Yahya menulis tentang Al-Masih dan menyerukan sebuah Injil yang belum ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain. Lalu ditulisnya dengan cara tersendiri tentang ketuhanan Al-Masih."

Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khouri menerangkan pula. "Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada penghabisan hidupnya atas permohonan pendeta-pendeta Asia.

Penyebabnya adalah karena di sana terdapat beberapa golongan yang mengingkari ketuhanan Al-Masih. Mereka meminta kepadanya agar ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa yang ditinggalkan oleh Matius, Markus dan Lukas dalam Injil-injil mereka."

Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya Injil, di antara keempat Injil, yang diakui sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas mengajarkan ketuhanan Yesus.

Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai injil Apocrypha (injil-injil yang tidak sah, yang dilarang terbit dan harus dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut, antara lain:
1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot

Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi keempat Injil (karya Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada sekarang ini?
 Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada nabi Isa as. Akan tetapi Injil yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam dilarang mempercayai isi keempat Injil tersebut.

Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.

Berdasarkan keterangan Al-Qur'an dan dengan menganalogikan Injil dengan Al-Qur'an, maka umat Islam memandang bahwa Injil yang seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah satu versi seperti Al- Qur'an; ia haruslah merupakan himpunan murni firman-firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Isa Al-Masih dan kemudian ia sampaikan kepada para pengikutnya. Injil itu seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Al-masih dan kaumnya berbahasa Aramea.

Di antara semua Injil yang tersebut di atas, baik yang sah maupun tidak, sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi umat
 Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan dalam Al-Qur'an. Sebab dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga:

1) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang telah diserupakan oleh Tuhan, baik rupa maupun suaranya, dengan rupa dan suara Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah SWT (Pasal 215, 216, dan 217).

2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang rosul (utusan) Allah
 

3. Bahwa putra Nabi Ibrohim as. yang akan disembelih karena perintah Allah SWT adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut dalam Perjanjian lama yang ada sekarang ini.

4. Mesias (yang dimaksudkan di sini "pembebas dunia" atau "juru selamat" ) atau Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan tetapi Muhammad — nabi dan rosul Allah yang terakhir.

Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh Pihak Gereja digolongkan sebagai Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah tertua Injil Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibuat terjemahannya ke bahasa lain seperti bahasa Inggris, Sepanyol dan Arab.

Penerjemahan Injil Barnabas dari bahasa Itali ke Bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Kholil Sa'adah pada tahun 1908, dan dimuat dalam majalah Al-Manar terbitan Mesir. Dari Injil Barnabas berbahasa Arab itulah, Husein Abubakar dan Abubakar Basymeleh menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia

No comments:

Post a Comment