Thursday, April 3, 2014

Biografi Evan Dimas




Nama asli      : Evan Dimas Darmono
Tanggal lahir : 13 Maret 1995
Lahir di         
: Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 
Zodiac               : Pisces
Kapten Timnas Indonesia U-19

Evan Dimas Darmono atau yang biasa dikenal dengan nama Evan Dimas adalah pesepakbola Indonesia. Atlet sekaligus anak dari pasangan Condro Permono dan Ana ini lahir di Surabaya 13 Maret 1995.

Evan bukan dari keluarga berada, ayahnya seorang penjaga keamanan di kompleks perumahan elite di Surabaya sedangkan ibunya seorang penjual sayur keliling. Jauh sebelumnya, ibunda Evan Dimas, Ana menyampaikan perjalanan yang harus dilalui Evan hingga sesukses sekarang. Ia masih ingat betul betapa kelimpungannya ia dan sang suami, ketika anak sulung mereka yang saat itu berumur sembilan tahun meminta sepatu bola. "Demi anak, kami akhirnya mengupayakan. Saya ke pasar dan membeli sepatu bola yang harganya Rp 20 ribu. Yang murah-murah saja wis, asal Evan senang," kenang Ana.

Sepatu tersebut menjadi awal sukses Evan di dunia sepakbola. Evan bergabung dengan SSB Mitra Surabaya di awal karir sepakbolanya.

Ia juga merupakan wakil Indonesia dalam ajang pencarian bakat bertajuk "The Chance Asia Tenggara". Acara tersebut disponsori salah satu sponsor sepatu terkenal. Dari ajang itu, ia berhasil menjadi satu dari 100 anak yang beruntung bisa dilatih mantan pelatih Barcelona 
Pep Guardiola.

Meski dalam program "The Chance" hanya sampai seleksi pertama, nama Evan semakin dikenal. Ia lantas mendapat kepercayaan sebagai anggota skuad sepakbola Jawa Timur yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional XVIII di Pekanbaru 2012 lalu. Selain itu, pemain bernomor punggung 6 di Timnas ini tercatat sebagai pemain Persebaya 1927. Namun, statusnya yang masih sebagai pemain amatir, membuat ia belum bisa memperkuat klubnya tersebut.

Di level Timnas, Evan memulai karirnya di tingkat U-17. Ia menyandang status kapten saat itu. Gol yang berhasil ia sematkan ke gawang Singapura pada menit ke-69 berhasil membawa Indonesia menjuarai turnamen HKFA International Youth Invitation di Hongkong pada 2012.

Nama Evan Dimas mulai santer diberitakan sejak Indonesia berhasil menjuarai Piala AFF U-19, September 2013 kemarin. Sebagai kapten tim, Evan sukses membawa timnya juara. Ia tercatat berhasil mencetak 5 gol di ajang tersebut. Salah satunya adalah hattricknya untuk Thailand yang mengantarakan Indonesia sebagai pemegang posisi juara kedua klasemen grup B.

Sukses menjuarai Piala AFF U-19 2013 membuat Evan optimis untuk turnamen selanjutnya. Indonesia harus berhadapan dengan juara bertahan AFC U-19 12 kali Korea Selatan dalam babak kualifikasi. Namun, pemain muda ini berujar optimis. Sesaat sebelum pertandingan final kualifikasi grup, Evan menyampaikan optimisme lewat akun BBMnya. "Semua bisa dikalahkan. Kecuali Tuhan," ungkap pemain berusia 18 tahun tersebut.

Optimisme Evan akhirnya dapat dibuktikan lewat pertandingan sengit berhadapan dengan Korea Selatan. Ketiga gol Evan berhasil membawa Indonesia menjadi jawara di grup G mengalahkan Korea Selatan dengan angka 3-2. Dengan begitu, skuad Garuda Muda sukses membawa Indonesia lolos kualifikasi grup pertama kali sejak 1994. Tim asuhan pelatih 
Indra Sjafri akan tampil dalam putaran final AFC U-19 2014 mendatang. 

Tuesday, April 1, 2014

Sejarah arti MILANISTI.




Diharapkan dokumen ini dapat memberikan pengetahuan yang baik bagi penggemar AC MILAN dan para pecinta sepak bola dimanapun anda berada.
Berikut ini adalah informasi penting untuk anda ketahui:
ARTI DARI KATA MILANISTI ADALAH WARGA KOTA MILAN. 
Tidak ada satupun quotes/merchandises/chants/yells resmi AC Milan yang menyebutkan kata "Milanisti" yang merujuk kepada arti → supporter. Dan supporter AC Milan disebut LEONI, sedangkan bentuk jamaknya adalah LEONISTA.
Lantas dari manakah semua kesalah-kaprahan ini berasal?
Dalam chant "Poveri Scouser Tommasi",
Ada lirik:"Oh, io sono un Milanisti. Evengodalla Curva Sud".
Inilah awal mula kesalah-kaprahan tersebut di INDONESIA. Apa? Di Indonesia? Ya, benar, hanya di Indonesia saja kita mendengar pendukung AC Milan menyebut diri Milanisti. Di negara lain tak ada yang salah kaprah, mereka menyebut diri mereka LEONISTA. Adapun makna dari lirik tadi: si Tommasi ini adalah prajurit Italia yang dikirim ke Libya saat Perang Dunia II. Dan disetiap Dog Tag akan tertera dari Divisi manakah dia, dan dicantumkanlah bahwa dia berasal dari divisi di kota Milan. Itulah sebabnya sebelum tewas, dia berkata bahwa dia adalah seorang Milanisti (warga kota Milan). Namun, kecintaannya terhadap AC Milan membuat Tommasi yang sedang sekarat pun tetap bangga mengaku sebagai seorang LEONI (suporter AC Milan), dengan berkata bahwa dia tak hanya sebagai warga kota Milan semata, melainkan dia berasal dari Curva Sud. Curva Sud (salah satu tribun di stadion San Siro yang paling aktif ngechants pada saat itu). Dengan keterbatasan informasi di Indonesia, terutama di era 1970 – awal 1980 an dimana kaum muda hanya mengenal sepakbola luar negeri melalui Dunia Dalam Berita, dan pertandingan final sepak bola hanya sesekali ditayangkan secara langsung oleh TVRI dipertengahan 1980 an, ditambah dengan lebih mudahnya menghafal kata Milanisti (karena memiliki susunan huruf yang mendekati AC Milan) dibandingkan "Leoni", dan ditambah dengan tingkat kesalah-kaprahan yang tinggi didalam penggunaan kata di masyarakat Indonesia, membuat penyebaran kesalahan makna "Milanisti" ini menjadi semakin cepat, dan malah menggeser Leoni sebagai istilah yang benar. Apalagi kemudian diperparah pula dengan watak kita semua yang "udah salah, ngotot pula". Dan juga watak "membiarkan kesalahan berlanjut karena gak mau repot", dan juga watak "berkelakar-bercanda diseputar kesalahan".
Akhirnya pada saat pertengahan 1990 an dimana persaingan TV Swasta mulai merebak, mangawali kejayaan tunggal RCTI dengan Decoder-nya, maka muncullah ide untuk menayangkan secara langsung pertandingan sepak bola Liga Italia oleh salah satu Direktur Utama TV saat itu. Dan si presenter pertandingan di TV Indonesia kerap menyebut kata "Milanisti" saat dia berceloteh mengenai suporter AC Milan. Pengaruh media sangatlah luas, dan akhirnya mencuci otak para anak muda yang rata2 SMA atau baru masuk kuliah saat era pertengahan 1990 an itu. Mereka2 ini kerap berkumpul sepulang sekolah dan akhirnya semakin meluas pula kesalahan penggunaan kata "Milanisti" ini. Saat bertemu orang lain yang menggunakan jersey/ atribut AC Milan, akan dengan ramah disapa: "oh, kamu Milanisti juga yah?" yang semakin membuat penggunaan ngaco ini berlanjut. Hingga puncaknya adalah Twitter dimasa kini.
Lantas, dari manakah istilah LEONISTA itu berasal?
Ya, tepat. Rujukan kata itu bersumber dari kata LEONE, atau Singa. Awalnya, penggunaan istilah Leoni ini disematkan oleh Herbert Kilpin (salah seorang pendiri AC Milan dan penyandang ban kapten pertama di AC Milan) yang kagum ketika melihat auman singa, ketika ia sedang berjalan-jalan di sebuah kebun binatang di barat kota Milan bernama Fornaca Di Tesolin (sekarang kebun binatang ini bernama Romagnoni Angelo), ketika itu dia melihat sekawan singa yang tengah tidur dan tiba-tiba seorang petugas datang untuk member makan dan ketika singa terbangun ia membuka mulutnya dan mengaum dengan suaranya yang cukup keras, disini Kilpin menilai auman singa sangatlah buas dan menakutkan, ia pun menginginkan suara pendukung yang buas ketika mendukung timnya di stadion maka itulah Kilpin yang pertama kali menyebut pendukung AC Milan adalah Leoni (singa) yang menginginkan tim ini adalah pemberani disetiap tribun disamping warna merah-hitam yang merujuk pada keberanian dan ketakutan lawan.
Maka itu Leonista terutama buruh-buruh kapal Sissilia, yang banyak berlabuh dari kota Genoa ke Milan. Mereka ini lebih kasar, pemabuk, namun lebih "garis keras" dalam mendukung tim sepak bola. Nah, pada perkembangannya, AC Milan tampak lebih menarik untuk disimak, sehingga para Milanisti (warga kota Milan) mulai menyematkan istilah LEONISTA kedalam diri mereka, karena mereka turut melebur kedalam suasana mendukung AC Milan. Dan seiring dengan perjalanan waktu, sejarah demi sejarah ditorehkan oleh AC Milan, akhirnya muncullah sebutan bagi para supporter AC Milan yang non - Milanisti, bukan warga kota Milan, dengan sebutan LEO ESTERO. Julukan ini "sedikit" bernada merendahkan, dalam artian: Leo Estero hanya bisa mendukung lewat TV di negaranya, tak hadir disetiap pertandingan kandang di San Siro, atau tak nongkrong rutin di IL BENEGGI (Pub diseberang Curva Sud). Para pendukung AC Milan (Leonista) notabene kini merupakan Milanisti (warga kota) dan tak lagi buruh kapal luar pulau, bahkan sebagian besar merupakan SCOUSER (sub-race/ suku bangsa berlogat). Sehingga saat kejayaan AC Milan berimbas ke dunia luas, maka penggunaan julukan "Leo Estero" bagi supporter AC Milan non warga kota Milan pun semakin luas.
DAN JIKA KALIAN MASIH NGOTOT MENGGUNAKANISTILAH "MILANISTI" saat kalian nanti ke San Siro, maka bersiaplah untuk diejek oleh beberapa oknum Leonista yang mabuk. Biasanya mereka langsung mengenali kita sebagai turista (turis), mereka akan ramah menyapa kita, dan jika kalian memang cinta AC Milan, maka katakanlah: "Sono un Milan troppo Leoni, a proposito", dan mereka akan semakin ramah dan akrab, menyapamu dengan jawaban: " Oh, quindi sei un Leo Estero, felice di sentirlo. Si tratta di suonare un campanello di sicuro. Un altro perno, amico?". Tapi bayangkanlah jika kesalah-kaprahan penggunaan "Milanisti" ini terjadi, maka mereka akan langsung mengenali logat Italian kalian yang jelas2 sangat tidak ber-scouser, dan mereka (jika mabuk) akan mengejekmu meminta kalian mengeluarkan ID Card (Kartu Tanda Penduduk) kota Milan.
Kesalahkaprahan penggunaan kata didalam bahasa Indonesia, dan serapan bahasa asing kedalam Bahasa Indonesia sangatlah mudah ditolerir. Dan sebagai sesama LEONISTA, tentunya para Milanisti (warga kota Milan) -- jika bukan oknum yang sedang mabuk -- akan melayani kita dengan ramah, apalagi status kita sebagai turis, sebagai Leo Estero (pendukung AC Milan yg berasal dari luar kota Milan, bahkan luar negeri). Akhirnya, demi untuk menjalin silaturahmi, JIKA KAMU BERTANYA seperti ini: "Saya pendukung AC Milan, tapi saya bukan warga kota Milan. Apakah saya boleh menyebut diri saya sebagai seorang Milanisti?", maka karena keramahan mereka, para orang kota Milano ini akan menjawab: "Oh, tentu saja boleh" untuk menghargai perkenalan kalian. Inilah yang kemudian menyebabkan EVOLUSI BAHASA.
Penggemar AC Milan di Indonesia sangatlah banyak, dan hampir semuanya menyebut mereka sebagai Milanisti, dan bukan Leoni. Please jangan menyebut kalian sebagai Leo Estero, secara itu adalah "ejekan tidak langsung". Dan ditambah pula dengan adanya istilah INTERISTI bagi fans Internazionale dikalangan para Milanisti (warga kota Milan).
Akhirnya, penyematan label "Milanisti" menjadi sangat maklum dikalangan para turis. Dalam bahasa sinisnya, para Leonista akan "siiiiii, siiiiii, qualunque" jika kalian mengaku2 sebagai Milanisti (padahal maksudnya adalah sebagai Leoni). Saking dimaklum-nya, akhirnya menjadi semakin maklum, kesalah-kaprahan semakin berlanjut, dan bahkan "dicantumkan" oleh seseorang (non Scouser) kedalam kamus tak resmi AC Milan bahwa → Milanisti adalah warga kota Milan, namun karena ada Interisti (pendukung Inter), maka Milanisti juga dapat bermakna sebagai fans (penggemar) Inter. Ingat, fans ... PENGGEMAR, dan bukan seperti LEONISTA yang bermakna sebagai SUPPORTER/ pendukung. Berdasarkan penjelasan tadi, maka kita semua semakin cerdas, sadar, dan mengerti. Ini bukan mengenai "setuju atau tidak setuju". Ini bukan mengenai "toleransi atau alibi tidak diterima". Ini mutlak mengenai kebiasaan salah kaprah didalam penggunaan bahasa asing. Ingat, budaya sepak bola di Italia JAUUUUUHH melebihi budaya sepak bola di negara kita. Tak perlu disangkal, karena semua orang sudah tahu siapakah Negara tersukses pencetak pemain dan pemilik Piala Dunia terbanyak di Eropa mengenai olah raga yang satu ini.
KESALAH-KAPRAHAN PENGGUNAAN BAHASA AKAN TERUS BERLANJUT DAN MENYEBAR, tinggal dari diri kalian, apakah kalian ingin semakin cerdas, atau kalian membandel dan ngotot dan tidak mau semakin mencerahkan pengetahuan.
Dulu saya juga menyebut diri saya seorang milanisti tapi setelah tahu info ini jadi saya seorang LEONI
FORZA MILAN 1899

Sejarah Kitab Injil menurut Islam




Sejarah Kitab Injil
Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT. "Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebenarnya, yaitu Taurot. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurot, dan sebagai petunjuk serta pengejaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. 5/ Al-Maidah: 46)

Kata Injil semula berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti kabar gembira. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi Injil. Makna dari kabar gembira yang dimaksud adalah karena Nabi Isa as. menggembirakan para umatnya dengan berita akan kedatangan Muhammad saw sebagai utusan Allah SWT yang terakhir untuk seluruh alam. Nabi Isa as. mengajarkan Injil kepada para pengikutnya hanya selama tiga tahun. Tepatnya sejak usia 30 sampai usia 33 tahun. Lalu is diangkat/diselamatkan oleh Allah SWT dari pengejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya.

Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas orang muridnya yang dalam
Islam dikenal dengan sebutan Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa yang sangat setia). Mereka ialah:
1) Andreas
2) Simon Petrus
3) Barnabas
4) Matius
5) Yahya bin Zabdi
6) Ya'kub bin Zabdi
7) Thadeus
8) Yahuda
9) Bartholomeus
10) Pilipus
11) Ya'kub bin Alpius
12) Yahuda Iskariot

Isi yang terkandung dalam Injil ini berbeda dengan kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurot mengajarkan tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah SWT), dan Kitab Zabur mengajarkan puji-pujian (zikir dan doa) kepada Allah SWT, sedangkan Injil mengajarkan tentang pembersihanjiwa-raga dari kekotoran (nafsu duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk hidup zuhud, yakni pola hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi.

Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Injil merupakan kitab dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi umat Kristen berpendapat lain. Menurut mereka, Injil adalah kisah atau laporan yang disusun oleh para pengikut Isa Almasih tentang kehidupan Isa Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi agar mereka beragama secara benar.

Penting untuk kita ketahui, bahwa Injil yang beredar sekarang ini berbeda dengan aslinya. Kalau begitu dari manakah Injil yang ada saat ini? Tidak lain karya orang-orang Yahudi yang ditulis beberapa waktu lamanya setelah Nabi Isa as. wafat. Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Synodes (muktamar gereja-gereja) di Nicaea, yaitu suatu tempat di Asia Kecil, dekat Konstantinopel pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus, diputuskan hanya empat injil yang sah.

1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak Alpius, seorang Yahudi yang mula-mula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.

2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus adalah nama gelar, sedangkan namanya sendiri adalah Yohana atau Yahya. Semula ia seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen di tangan Petrus. Riwayat lain mengatakan bahwa penulis Injil Markus adalah guru markus, ialah Petrus.

Markus adalah kemenakan dari Barnabas, yang juga penulis Injil. Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah) mengabarkan Injil ke Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia meninggal dunia karena dibunuh oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.

Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak mengakui ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk Nasrani di daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir, dan Habsy. Itulah sebabnya Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak Maryam bukanlah Tuhan, melainkan nabi dan rosul sebagaimana nabi-nabi dan rosul-rosul Tuhan yang lain.

3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang tukang gambar. Ia murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik Yahya maupun Paulus bukanlah murid Yesus.

4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil Yahya ditulis pada tahun 100 M dan Kitab wahyunya tahun 96 M oleh seorang ketua Gereja bernama Yahya atau John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan karya Yahya bin Zabid — Murid Yesus, sebab ia terbunuh pada tahun 70 M.

Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil Yahya dikarang oleh seorang mahasiswa dari perguruan Iskandariyah pada abad kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana ajaran tersebut mula-mula datang dari mazab Iskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M semasa Kaisar Constantinus.
Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan tentang ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap dan jelas diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs. Humaidi Tatapangarsa (terbitan Bina Ilmu, Surabaya).

Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu atas desakan dari orang-orang disekitarnya.

Seorang penulis Masehi dari Libanon, jerjis Zuwen mengatakan: "Sesungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di waktu mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak lain adalah seorang manusia dan dia tidak ada sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun 96 berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka mengharapkan agar Yahya menulis tentang Al-Masih dan menyerukan sebuah Injil yang belum ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain. Lalu ditulisnya dengan cara tersendiri tentang ketuhanan Al-Masih."

Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khouri menerangkan pula. "Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada penghabisan hidupnya atas permohonan pendeta-pendeta Asia.

Penyebabnya adalah karena di sana terdapat beberapa golongan yang mengingkari ketuhanan Al-Masih. Mereka meminta kepadanya agar ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa yang ditinggalkan oleh Matius, Markus dan Lukas dalam Injil-injil mereka."

Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya Injil, di antara keempat Injil, yang diakui sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas mengajarkan ketuhanan Yesus.

Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai injil Apocrypha (injil-injil yang tidak sah, yang dilarang terbit dan harus dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut, antara lain:
1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot

Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi keempat Injil (karya Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada sekarang ini?
 Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada nabi Isa as. Akan tetapi Injil yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam dilarang mempercayai isi keempat Injil tersebut.

Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.

Berdasarkan keterangan Al-Qur'an dan dengan menganalogikan Injil dengan Al-Qur'an, maka umat Islam memandang bahwa Injil yang seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah satu versi seperti Al- Qur'an; ia haruslah merupakan himpunan murni firman-firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Isa Al-Masih dan kemudian ia sampaikan kepada para pengikutnya. Injil itu seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Al-masih dan kaumnya berbahasa Aramea.

Di antara semua Injil yang tersebut di atas, baik yang sah maupun tidak, sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi umat
 Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan dalam Al-Qur'an. Sebab dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga:

1) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang telah diserupakan oleh Tuhan, baik rupa maupun suaranya, dengan rupa dan suara Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah SWT (Pasal 215, 216, dan 217).

2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang rosul (utusan) Allah
 

3. Bahwa putra Nabi Ibrohim as. yang akan disembelih karena perintah Allah SWT adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut dalam Perjanjian lama yang ada sekarang ini.

4. Mesias (yang dimaksudkan di sini "pembebas dunia" atau "juru selamat" ) atau Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan tetapi Muhammad — nabi dan rosul Allah yang terakhir.

Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh Pihak Gereja digolongkan sebagai Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah tertua Injil Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibuat terjemahannya ke bahasa lain seperti bahasa Inggris, Sepanyol dan Arab.

Penerjemahan Injil Barnabas dari bahasa Itali ke Bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Kholil Sa'adah pada tahun 1908, dan dimuat dalam majalah Al-Manar terbitan Mesir. Dari Injil Barnabas berbahasa Arab itulah, Husein Abubakar dan Abubakar Basymeleh menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia