Sunday, December 29, 2013

Dolanan Bocah yang mulai punah


Zaman globalisasi telah merambah dunia anak-anak. Sekarang anak-anak sangat menikmati perkembangan tekhnologi cyber. Berbagai jenis permainan modern seperti Playstasion, PC, game online, dan masih banyak lagi mulai menjamur. Sehingga menyebabkan berbagai dampak, baik dampak positif atau negatif. Dolanan Bocah tradisionalpun perlahan namun pasti mulai ditinggalkan karena dianggap kuno serta melelahkan. Padahal jika ditinjau lebih dalam, beragam permainan tradisional tersebut secara langsung memberikan pelajaran hidup kepada anak-anak tentang arti toleransi, interaksi sosial, kerja sama tim dan wawasan. Bisa dibandingkan dengan permainan elektronik sekarang yang lebih banyak membentuk perilaku anak menjadi penyendiri serta cenderung anti sosial (susah bergaul, egois dan lain-lain).



Setelah tadi saya pulang dari parangtritis dan melewati pasar malam wonokromo. Saya mendengar di salah satu sudut perempatan wonokromo ada 2 cewek cantik(mungkin panatia pasar malam tersebut) sedang berbincang-bincang mengunakan pengeras suara dengan mengambil tema “DOLANAN BOCAH”. Maka dari itu saya ingin meng’share beberapa permainan tradisional yang mulai di tinggalkan.



Berikut berbagai macam Dolanan Bocah yang terdapat di Yogyakarta:

1. Gotri legendri,

Salah satu dari permainan anak anak Jawa yang sudah punah. Anak anak bermain melingkar, jongkok ditanah. Mereka saling menggilirkan batu ke sebelahnya sambil menyanyikan lagu.

Gotri legendri nogosari
thiwul uwal awul jadah mbantul
dolan awan awan nggolek kodok
titenana besok gedhe dadi apaa
padha mbako enak mbako sedhep
dhempo ewa ewo kaya kodok

Kemudian, yang mendapatkan batu terakhir dia jadi kodok


2. Bethet Thing Thong

Bethet thing thong legendar gong
gonge ilang
cam cao gula batu kedhawung ilang

3. Boy-boy-nan

Pemain berusaha melemparkan tumpukan pecahan genting, atau kreweng dengan bola kasti atau tenis. Satu orang berusaha mencegahnya.

4. Udan barat

Permainan menggunakan gacuk, bisa dari pecahan tegel atau kereweng. Dimainkan dengan melemparkan batu ke garis, yang paling dekat dengan garis dia yang mulai main. Gacuk dipasang di kaki, kemudian orang berjalan jingkat jingkat dengan gacuk terpasang disatu kaki. Yang kalah menggendong yang menang, dari garis ke garis.

5. Benthik

Mungkin sudah banyak dibahas di blog yang lain. Permainan menggunakan dua batang kayu besar dan kecil. Pemain berusaha mencungkil kayu kecil (dengan kayu agak panjang) dari sebuah lubang. Jika pemain lawan tidak bisa menangkapnya, maka lanjut ke level selanjutnya, yaitu Patil Lele.

6. Tawonan

Permainan berkelompok. Dimainkan dengan membuat lingkaran besar di tanah tempat memenjarakan pemain lawan yang tertangkap.

7. Jek-jekan

Dimainkan berkelompok. Masing masing pemain berusaha menyentuh tiang milik lawan. Pemain yang baru saja menyentuh tiang sendiri, jika dia menyentuh lawan, maka lawan akan dipenjara ditiang milik dia. Istilahnya, tuwo tuwonan.

8. Engklek atau engklek

Ada ingkling gunung, ikling montor mabur, ingkling kates, dll

9. Jamuran

Dimainkan berkelompok beramai ramai bergandengan tangan melingari seorang di tengah, sambil menyanyikan lagu dibawah rembulan penuh.

Jamuran, yo ge gethok, jamur apa, yo ge gethok, semprat semprit jamur apa?

lalu pemain yang ditengah menyebutkan sesuatu, seperti:
Jamur parut, maka pemain yang melingkar harus mengangkat kakinya untuk dikili kitik dengan kereweng, jika tertawa maka dia jadi yang ditengah
Jamur kendhil borot, semua pemain harus kencing (wakakakakkaakakaka marahi kemekelen)
dan jamur jamur lainnya

10. Ancak-ancak alis

Permainan yang juga dimainkan beramai ramai. Dua orang anak menggabungkan kedua tangan mereka dan diangkat tinggi. Anak-anak yang lain membuat rangkaian satu persatu memasuki melewati kedua anak tadi, sambil menyanyikan lagu

Ancak-ancak alis, si alis kabotan kidang
anak-anak kebondungkul si dhungkul…bla bla bla lupa, ada yang ingat?

11. Cublak-cublak suweng

Satu orang diminta melakukan posisi seperti orang bersujud, ndhekem. Kemudian empat atau lima anak lainnya bermain menggilirkan sebuah kerikil ditangan mereka. Setelah selesai, anak yang ndhekem tadi menebak kerikil di tangan siapa.

Cublak cublak suweng, suwenge ting gelenter,
mambu ketundhung gudel
pak gemppng lela legung sapa ngguyu ndhelikake
sirpong dhele kosong sir, sirpong dhele kosong

12. Sepak Sekong

Permainan yang menggunakan bola, biasanya bola plastik. Satu anak menangkap bola yang disepak oleh satu dari mereka. Setelah bola disepak, anak anak yang lain lalu sembunyi. Pemain yang menangkap bola, lalu mencari mereka dan menjaga supaya bolanya tidak disepak oleh pemain lainnya. Jika bola berhasil disepak lainnya, maka harus diulang lagi dan sibocah penunggu bola harus menunggu bola lagi.

13. Kempyeng atau cring-crong

Permainan anak-anak putri menggunakan uang receh sebanyak lima buah atau berjumlah ganjil. Uang dibolak balik di telapak tangan luar dan dalam. Uang disebar, setelah disebar, uang ditembakkan satu sama lain atas permintaan lawan. Kenapa harus ganjil? satu koin digunakan sebagai penghalang.

14. Dhingklik oglak aglik

Permainan anak anak, dimainkan dengan saling mengaitkan salah satu kaki ke kaki teman dalam sebuah lingkaran kecil dengan kaki lain bertumpu di tanah dan melakukan gerakan berjalan seperti berjingkat bersama. Masing-masing tangan pemain memegang pundak atau tangan pemain lainnya.

Sebenarnya masih banyak “dolanan bocah” yang lain, permainan tradisional yang telah tergantikan oleh permainan modern yang tidak menyehatkan. Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya melestarikan dolanan tersebut agar tidak hilang di makan Globalisasi. Mungkin hanya ini yang bisa saya bagi, smoga bermanfaat buat teman-teman. 

No comments:

Post a Comment